Mandailing Natal , Kingsmedia.id – Madina di nama kan serambi Mekkah dan sejuta santi terjadi nya Wahana pasar malam di Kelurahan Simagambat Kecamatan Siabu. ( Maraknya Indikasi Judi dengan kedok adu ketangkasan di pasar malam yang berada di Kelurahan Simangambat, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menjadi Sorotan dan Perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat.
Hiburan anak musiman yang hampir rutin pada saat Hari Raya Idul Fitri (lebaran) di Mandailing Natal ini sering menuai Pro-kontra, mulai dari anggapan Hiburan anak hingga kecaman yang menyebutkan sarang judi berkedok adu ketangkasan, lebih lagi ada juga yang mengindikasikan sebagai sarang pungli.
Dengan adanya hal ini, Zainal Abidin S.pdi., M.pdi, warga Siabu yang juga dosen Pendidikan Agama Islam di STAIN Mandailing Natal mengatakan, pasar malam ini merupakan hiburan musiman yang sangat di gemari anak-anak hingga remaja, bahkan juga dewasa. “Kita tau sendiri masyarakat Mandailing Natal sangat haus akan tempat hiburan, wisata dan rekreasi, indikator ini yang menjadikan setiap ada hal (tempat hiburan red.) yang baru maupun baru muncul pasti akan sangat ramai peminatnya,” ucapnya.
Tapi sangat disayangkan Hiburan anak (Pasar Malam) yang ada di Kelurahan simangambat ini sangat syarat dengan Indikasi perjudian, bahkan terindikasi juga salah satu diduga tidak mengantongi izin. Dapat kita lihat bersama, selain wahana bermain, dan kuliner, ada yang paling mencolok, contohnya pasang angka dengan bola yang di gelindingkan, lempar gelang, dan lain-lain, itu sangat merugikan bagi masyarakat karena syarat dengan JUDI.
“Saya secara pribadi mengecam keras permainan adu ketangkasan di pasar malam tersebut,karena selain bersifat JUDI, juga mencoreng nama baik Mandailing Natal sebagai serambi Mekkahnya Sumatera Utara, dan meminta Pihak kepolisian, khususnya Polsek Siabu agar segera menindak tegas hal ini, karna segala bentuk JUDI melanggar Hukum negara, jangan sampai muncul opini liar yang membuat Instansi Polri di Mandailing Natal tersudutkan akibat pembiaran ini,” tegasnya.
“Kita sangat apresiasi adanya pasar malam sebagai tempat hiburan kala Idul Fitri datang, tapi sangat di sayangkan kalau ternyata di baliknya terdapat wahana yang merugikan masyarakat baik setara materi, ekonomi dan akhlak, sebelumnya saya dengar info bahwa Pasar malam yang di Panyabungan sudah menutup wahana indikator JUDI karena sudah di panggil oleh Muspika Panyabungan, kok di Siabu ini tidak bisa mengambil sikap demikian, ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi kita,” ungkqpnya. (Todung Mulya Lubis)